benyamin sueb

Benyamin Sueb atau akrab disapa Babe Sabeni adalah seniman rtp slot Betawi serba bisa. Dia dikenal karena kepiawaiannya sebagai aktor, pelawak, dan musisi. Generasi muda mungkin bakal mengingat akting Benyamin sebagai ayah Doel (Rano Karno) yang bernama Sabeni dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang tayang di stasiun televisi swasta.

Namun lebih dari itu, pria kelahiran Kemayoran, Jakarta Utara pada 5 Maret 1939 yang juga kerap disapa Bang Ben ini adalah seorang ikon sekaligus pemerhati kebudayaan Betawi. Benyamin turut mempopulerkan musik tradisional Betawi, gambang kromong. Salah satu lagu gubahannya yang populer di telinga masyarakat berjudul Nonton Bioskop.

Malam Minggu
Aye pergi ke bioskop
Bergandengan
Ame pacar nonton koboi

Beli karcis
Tau-tau kehabisan
Jaga gengsi
Terpaksa beli catutan

Ade emak asyiknya
Nonton dua-duaan
Kayak nyonya dan tuan
Digedongan

Benyamin Sueb telah berpulang pada 5 September 1995 dalam usia 56 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Betawi dan Indonesia secara keseluruhan. Dia dikebumikan di TPU Karet, Jakarta bersebelahan dengan tokoh artis Betawi serba bisa lainnya yang sering dianggap guru oleh almarhum, Bing Slamet.

Benyamin sang seniman Betawi

Jauh sebelum dikenal sebagai penyanyi lagu-lagu Betawi, Benyamin sudah terjun ke dunia tarik suara pada 1957, ketika ia masih kelas dua SMA Taman Madya Jakarta. “Di Kemayoran, anak-anaknya suka pegang gitar main-main di pinggir jalan. Tahun 1957, waktu itu masih di SMA, saya udah mulai bentuk musik band, udah main di night club. Namanya Melodyan Boy,” kata Benyamin dalam sebuah wawancara tahun 1990.

“Dulu udah main sama Jack Lesmana segala sampai ke Hotel des Indes. Juga sama Rachmat Kartolo dan Bill Saragih. Pokoknya kite udah main di mana-mana deh,” ucapnya. Lulus SMA, Benyamin yang gagal menjadi pilot, lantaran sang enyak takut dia jatuh dari udara, akhirnya “terdampar” menjadi mahasiswa manajemen di Akademi Bank Jakarta.

Namun jiwa seninya terus menggelegak. Dia memilih keluar dari bangku kuliah. Sembari terus bermusik, Benyamin sempat bekerja sebagai kondektur PPD, pegawai bagian amunisi Urusan Moril Kodam V Jaya, dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya.

Akan tetapi, semua pekerjaan itu akhirnya ia tinggalkan demi musik. Menyanyi, dan sesekali melawak justru menjadi pilihan karier sekaligus hidupnya. Di sanalah ia mengekspresikan cita rasa seninya, sampai akhirnya di tahun 1968 ia menorehkan karirnya sebagai penyanyi lagu-lagu khas Betawi.

Lagu pertamanya adalah “Si Jampang”, dengan diiringi musik gambang kromong, sebuah musik rakyat Betawi yang merupakan campuran unsur Tionghoa, Melayu, Sunda, dan Jawa. Puncak sukses karier Benyamin sebagai penyanyi Betawi adalah ketika ia berduet dengan Ida Royani. Itu terjadi pada paruh pertama tahun 1970-an.

Baca Juga : Humor Gelap yang Terkesan Sensitif Bagi Khalayak Ramai

Sebelumnya ia pun sudah kerap berduet dengan Rossy, Rita Zahara, dan Inneke Kusumawati. Sejak itu lagu-lagu khas Betawi, semacam Ondel-ondel dan Kompor Meleduk, terus mengalir. Namanya yang semakin tenar akhirnya menarik minat sejumlah produser dan sutradara untuk melibatkannya ke dalam dunia peran. Dia memulai karir sebagai aktor dengan membintangi film Si Pitung Banteng Betawi (1971).

Setelah itu peran-peran lain berdatangan, termasuk Biang Kerok (1972), Intan Berduri (1973), Benyamin Brengsek (1974), Buaya Gila (1976), dan Si Doel Anak Modern (1976). Melalui aktingnya di film Intan Berduri dan Si Doel Anak Modern, Benyamin diganjar dua Piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik Pria. Selain aktif di bidang musik dan film, Benyamin juga termasuk seniman yang menaruh kepedulian besar pada nasib komunitas Betawi.

Melalui Bens (Bergaya Nyanyian Irama Sejati) Radio, yang mengudara sejak Desember 1990, ia memberi gairah dan kesadaran diri bagi masyarakat Betawi. Jika banyak orang pesimis bahwa pada satu saat komunitas Betawi dengan sejumlah atributnya akan tergusur oleh pesatnya kemajuan Jakarta, Benyamin justru punya pandangan lain. “Betawi tidak pernah tergusur. Kite orang Betawi kagak pernah tergusur, tapi cuma pindah aje. Kalau tergusur, orang-orangnya pada melintir dong,” demikian Benyamin pernah berucap dengan nada berseloroh.

Karya dan prestasi Benyamin

Dikutip dari Kompaspedia, berikut sederet karya dan prestasi Benyamin Sueb:

  • 1971: Film Si Pitung Banteng Betawi
  • 1972: Film Biang Kerok
  • 1972: Film Si Doel Anak Betawi
  • 1973: Benyamin S menerima penghargaan Piala Citra sebagai aktor terbaik Festival Film Indonesia (FFI) dalam film Intan Berduri
  • 1974: Benyamin S mendapat penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sebagai seniman yang memajukan bahasa Betawi lewat seni musik
  • 1977: Penghargaan Festival Film Indonesia untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film Si Doel Anak Modern
  • 1993-1995: Program acara televisi Benjamin Show di Televisi Pendidikan Indonesia
  • 1993-1995: Serial televisi Si Doel Anak Sekolahan di RCTI
  • 2018: Penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) untuk kategori Legend Award
  • 2011: Benyamin S menerima Penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
error: Content is protected !!