Dalam beberapa tahun terakhir, stand up comedy mewabah di Indonesia. Komedi yang dibawakan bersama dengan berdiri di panggung ini, awalannya marak di luar negeri saja dan dicap sebagai komedi untuk kalangan atas. Kini, seluruh kalangan dapat menikmatinya. Bahkan tak sedikit yang mengikuti audisinya.
Jika kamu punya niat menekuni karier menjadi komika, yuk simak pernah tehnik tehnik stand up comedy ini!
1. Memparodikan model atau sifat orang populer
Contents
- 1 1. Memparodikan model atau sifat orang populer
- 2 2. Cobalah memanipulasi pemirsa
- 3 3. Buat peristiwa yang tepat untuk kasih kejutan ke penonton
- 4 4. Jadikan dirimu sifat yang super beda
- 5 5. Terkadang, pemirsa dapat tertawa hanya bersama dengan menyaksikan gestur dan mimik saja
- 6 6. Ceritakan karaktermu di dalam keadaan yang amat sulit
- 7 7. Perbanyak referensimu dan tirulah model tokoh-tokoh komedi/komika panutanmu
- 8 8. Semua cara di atas gak dapat terbukti kalau kamu tidak mencoba
Jika diamati, mengikuti model bicara dan sifat orang kenamaan jarang tidak berhasil. Apalagi orang yang dijadikan parodi itu tengah hangat-hangatnya dibicarakan. Cara ini paling ampuh diaplikasikan untuk berbagai jenis topik seperti sosial dan politik dan topik-topik yang tengah relevan membuat penonton. Pertunjukan teater, iklan, dan film banyak memakai tehnik ini. Misalnya saja, Butet Kartaradjasa yang sempat menirukan model mantan presiden SBY.
2. Cobalah memanipulasi pemirsa
Bawalah pemirsa larut di dalam kronologi cerita yang kamu bawa. Saat mereka telah larut dan serius, boom! Kamu kasih kejutan yang kontras bersama dengan kronologimu tadi. Kejutan ini mesti dapat menyebabkan mereka tertawa. Kalau tidak, pemirsa dapat terlena, bosan, dan kesulitan mengantisipasi cerita yang di luar dugaan. Sebagai contoh, cobalah saksikan film komedi dan iklan dari Thailand yang sering membuat surprise dan ending yang tak dapat ditebak.
3. Buat peristiwa yang tepat untuk kasih kejutan ke penonton
Waktu yang tepat adalah jurus komedi yang paling umum. Jangan telalu lama dan dan amat cepat melemparkan gurauanmu (punchline) ke penonton. Kalau amat lama, pemirsa yang dari awal berekspektasi dapat tersedia kejutan lucu, dapat tunggu dan tunggu terus hingga suntuk dikarenakan kelucuan yang dipikirkan tidak keluar juga.
Mereka dapat meninggalkanmu sebelum akan punchline keluar. Karenanya, komika dituntut laksanakan efisiensi sementara agar komedi mereka segera keluar di awal dan berentetan setelahnya.
4. Jadikan dirimu sifat yang super beda
Kalau kamu sering saksikan stand up comedy, tentu kenal banyak komika yang mengorbankan dirinya sebagai bahan lucuan. Misalnya, Dodit Mulyanto. Ia melukiskan dirinya sebagai turunan bangsawan Eropa yang pintar main biola. Tapi pemirsa tahu, Dodit hanya membual soal asal-usulnya itu. Inilah sifat kuat yang disukai penonton: insecure, socially awkward, dan irasional.
5. Terkadang, pemirsa dapat tertawa hanya bersama dengan menyaksikan gestur dan mimik saja
Mimik dan gestur berperan penting di dalam komedi. Orang gampang tertawa kalau lelucon yang dilemparkan disertai gestur yang mengasyikkan atau mimik yang lucu. Tentunya, memakai gestur yang familiar membuat banyak orang dan padukan bersama dengan parodi. Misalnya, menirukan gestur binatang atau mengikuti mimik polos ala anak-anak.
6. Ceritakan karaktermu di dalam keadaan yang amat sulit
Bikin sifat seseorang atau apalagi karaktermu sendiri, terlibat di dalam keadaan yang pelik. Ceritakan bagaimana perjuangan sifat ini menghadapi keadaan tersebut atau bagaimana tanggapan orang di sekitar. Misalkan kamu adalah wanita yang tengah hamil tua.
Baca Juga : Rowan Atkinson: Setiap Komedi Pasti Menyinggung dan Memakan Korban
Ketika suami telah berangkat kerja dan pembantu pergi ke pasar, perutmu sakit hingga kamu berteriak. Satpam yang notabene bujangan datang. Di sinilah potensi-potensi punchline dapat kamu sisipi.
7. Perbanyak referensimu dan tirulah model tokoh-tokoh komedi/komika panutanmu
Sekarang, telah banyak video YouTube yang sediakan tayangan stand up comedy. Baik itu kelasnya nasional Indonesia maupun internasional. Kamu dapat sering-sering saksikan dan mengambil gagasan darinya. Bagaimana para komika membuat kronologi, menyimpan punchline, membawakannya di panggung, dan memakai intonasi.
8. Semua cara di atas gak dapat terbukti kalau kamu tidak mencoba
Setelah belajar, kapan kembali kamu praktekkan teknik-teknik tadi? Mulailah bersama dengan mengikuti komunitas stand up comedy di kotamu. Kemudian mengikuti terhitung lomba dan audisinya di dalam tingkat apa pun. Bukankah menjadi komika dapat menjadi karier tetapmu kalau jam terbangmu tinggi?
Itu dia delapan tehnik stand up comedy yang dapat kamu pelajari dan praktekkan. Sudah siap menjadi penerus Ge Pamungkas, Ernest Prakarsa, Raditya Dika, Dodit Mulyanto, Indra Jegel, dan kawan-kawan lainnya?